Senin, 05 Oktober 2015

Silahkan Bentangkan Jarak

Silahkan bentangkan jarak
biarkan angin bebas bergerak
menggiring asa kian berarak
mengemas cemas kian berdesak
ucapku adalah suatu harga
dari raga yang kan terpisah
meski rindu kian dahaga
ku tak akan berubah arah
biarkan waktu bermain-main hingga jemu, menyanyikan tanya tentang kabar diantara kita... dipersimpangan lamunan lusuh, rinduku duduk bersimpuh...
sejujurnya,
tak ingin ada jarak
tak ingin ada jeda
bersamamu adalah semangat, bersamamu adalah tenaga untuk melangkah lebih giat.
tapi, harus ada jarak diantara kita...
dan aku...akan lebih bersiap, menyambutmu dengan seikat bunga kata

di hari nanti

Ada Apa

Coba kuperiksa ada apa
dibalik langit yang sulit menangis
ternyata awan merindukan dia
sang angin yang selalu meringis
coba kufahami ada apa
dibalik diammu yang terkesan egosentris
ternyata awamnya lisan tentang cinta
yang membuat rasa hanya sebatas lukis
kurajam makna, dengan cambuk dari alasan-alasan karena...
ingin kuhukum rasa, namun cinta tidak mengenal nyawa...

akan ada jeda
ketika skena berhenti sementara
akan ada masa
ketika semua mengajari makna...

Tanya Yang Sama

Tanya yang sama...
tak perlu ku tahu jawabnya
masih berupa kepulan asap yang perlahan menghisap rasa...
rasa yang sama...
tak perlu ku hentikan ia
masih berupa hempasan nafas bercampur zat adiktif yang berakhir sesal...
jenuh ku melenguh, ruang telah terisi penuh...
oleh kata yang melepuh lalu rapuh mendebu
berhambur terbang ke langit fikiran bercampur mahabu
ku ingin berhenti, namun angin tetap meniupkan nyawa ini...
melayangkan sebatang diri yang kian hari...
kian rapuh...